1.3.09

Tanpa Aku, Kalian Bisa !

Nama gue Rahma. Gue sekarang sekolah di Sekolah Kristen Bunda Hati Kudus. Gue sekarang kelas 11, lebih tepatnya kelas 2 SMA. Di sekolah, gue punya temen-temen yang baik banget sama gue. Yaitu, Tamara, Dea, Reno dan Dimas. Mereka care banget sama gue. Dan kita saling membantu satu sama yang lainnya.

 

Gue mau ngejelasin semua karakter temen-temen gue.

TAMARA. Dia orangnya manis, perhatian banget dan pinter.

DEA. Ini ade gue. Yaa ngga sih. Tapi dia lebih muda dari gue, ya gue anggep aja dia ade gue. Dia cantik banget dan baik banget.

DIMAS. Dia ganteng banget. Perhatian ke semua orang. Sempet jadi ketua osis di  sekolah. Sumpah, gantengnya ngga nahan J

RENO. Dia juga ganteng, kayak Dimas. Baik banget sama orang. Dan pinter banget.Semua temen-temen gue termasuk unik. Soalnya mereka punya karateristik yang unik dan jarang dimiliki orang-orang.

 

Saatnya liburan. Tapi liburan kami ga cuman sekedar liburan. Selain liburan, kami juga punya tugas yang haru diselesaikan sebelum masuk sekolah. Tugas kami membuat film tentang “Rumah Tua”. Kami pun harus membuat jadwal untuk syuting filmnya. Dan pertama, kami harus hunting rumah tua dulu yang terletak di Jakarta. Setelah kami menemukan rumahnya, baru kami bisa syuting.

 

Hari pertama liburan, kami berkeliling Jakarta untuk hunting rumah tua. Kami bertanya-tanya kepada warga-warga Jakarta apakan mereka pernah menemukan rumah tua didaerahnya. Setelah kami berputar-putar, akhirnya kami mendapatkan rumah tua itu di daerah Tangerang. Kami diberitahu oleh salah satu warga yang tinggal di daerah Tangerang itu.

 

Lalu kami masuk kedalam rumah tua itu, dan kami memulai ekspedisi kami. Saat kami masuk, pintu rumah masih dalam keadaan terbuka. Beberapa saat kemudian, pintu itu tertutup sendiri. Gue mencoba membuka pintu itu.

“Pintunya ngga bisa dibuka !” gue panik

“Demi apa lo del?” kata Dimas

“Sumpah deh gue!“ jawab gue

“Yaah.. mau ngga mau kita terpaksa harus tinggal disini untuk beberapa hari sampe pintunya bisa kebuka lagi..” jawab Dea

 

Kami terjebak didalam rumah tua dan besar itu. Gue merasa aneh dengan rumah tua itu. Rumahnya memang sangat tua sekali. Tetapi mengapa rumahnya tidak kotor ya? Sangan aneh. Akhirnya kami memulai syuting. Hari sudah mulai larut. Kami memutuskan untuk melanjutkan syuting lagi esok hari. Kami bingung mau tidur dimana. Kami mencari sebuah ruangan yang bisa untuk tidur. Lalu kami menemukan sebuah kamar yang bersih dan masih ada kasur dan sofanya. Lalu kami masuk kedalam kamar itu dan tidur disana. Gue, Dea dan Tamara tidur di kasur, sedangkan Dimas dan Reno tidur di sofa.

 

Keesokan harinya, kami memulai syuting lagi. Kami tidak berhenti syuting dari pagi sampai malam. Tetapi kami sempat berhenti karena ada kesalahan teknis pada kameranya. Hari semakin sore dan larut. Kami pun beristirahat di kamar. Setelah itu kami ketiduran. Tengah malam, gue ngga sengaja kebangun. Dan gue ngeliat Dea ngga ada disebelah gue. Gue mikir, mungkin Dea lagi ke toilet atau ngga dia lagi ngambil minum. Tetapi aneh. Sudah 1 jam Dea ngga balik ke kamar. Dengan panik, gue bangunin Tamara, Reno dan Dimas.

“Dea ngga ada !“ gue teriak sambil panic

“Bukannya tadi ada?” balas Dimas

“Tadi emang ada sih. Tapi ga tau dia kemana lagi” jawab gue

“Ya udah, daripada panic semuanya, mendingan kita cari Dea mencar aja” perintah Tamara

Lalu kami ber 4 mencari Dea dengan cara berpencar. Setelah 2 jam kami mencari Dea, kami ber 4 bertemu lagi di satu ruangan yang lumayan besar. Dan kami Menemukan Dea sedang duduk di pojokan kamar sedang menangis. Gue nyamperin Dea. Dan Dea reflek balik badan ke gue dan nusuk gue pake pisau. Setelah Dea nusuk gue, dia langusng pingsan. Dimas nangkep gue, Reno sama Tamara Nangkep Dea.

Lalu Dea sadar dan dia kaget ngeliat semuanya pada nangis di sebelah badan gue yang penuh dengan darah.

“Della kenapa?” tanya Dea dengan heran

“Ditusuk…” jawab Tamara

“Ditusuk? Sama siapa?” tanya Dea penasaran

“Sama lo !” jawab Dimas

“Sumpah gue ngga sengaja nusuk dia ! Tadi gue ngerasa ada yang ngontrol diri gue !” Dea menjawab sambil menangis

“Ya udahlah. Relain aja Della pergi”jawab Reno

“Tapi gue ngga rela kakak gue mati sekarang !!” balas Dea

“Lo yang sabar aja ya Dea.. Kita semua juga kehilangan Della, ngga hanya lo doing. Yang penting, kita banyak berdoa aja, semoga Della tenang disana..” balas Tamara

 Mereka ngga bisa berhenti nangis sejak kehilangan gue. Mereka emang sangat kehilangan gue banget. Sampe-sampe Dea pengen bunuh diri gara-gara gue meninggal. Untungnya Dimas bisa ngelarang Dea buat bunuh diri.

Dea, Dimas, Tamara dan Reno bisa keluar dari rumah tua itu. Saat mereka keluar dari rumah tua itu, mereka sudah dewasa. Dan mereka kembali kerumah mereka. Saat mereka kembali kerumah mereka, mereka menemukan rumah mereka sudah berubah. Awalnya, rumah mereka berjejer 5, tapi sekarang, 5 rumah yang berjejer itu sudah berubah menjadi sebuat rumah yang sagat besar dan mewah. Saat mereka masuk kerumah mereka, mereka disambut dengan gembira oleh orang-orang. Ternyata, dirumah itu akan diselenggarakan acara akad nikah. ,ereka sempat bingung, siapa yang akan nikah. Ternyata, merekalah yang akan menikah. Dea dengan Dimas, dan Tamara dengan Reno. Mereka sangat bingung dan tidak menyangka sama sekali.

Cerita yang sebenarnya adalah, awalnya, gue jadian sama Dimas. Tapi gue pernah bulang sama Dea, kalo seandainya gue meninggal nanti, jagain Dimas buat gue. Untungnya kesampean. Gue juga dateng ke acara akad nikah itu. Tapi sayangnya, hanya mereka ber4 yang bisa ngeliat gue. Dan sedangkan orang lain ngga bisa. Tanpa aku, kalian bisa menjalani hidup.