Nama gue Rahma. Gue sekarang sekolah di Sekolah Kristen Bunda Hati Kudus. Gue sekarang kelas 11, lebih tepatnya kelas 2 SMA. Di sekolah, gue punya temen-temen yang baik banget sama gue. Yaitu, Tamara, Dea, Reno dan Dimas. Mereka care banget sama gue. Dan kita saling membantu satu sama yang lainnya.
Gue mau ngejelasin semua karakter temen-temen gue.
TAMARA. Dia orangnya manis, perhatian banget dan pinter.
DEA. Ini ade gue. Yaa ngga sih. Tapi dia lebih muda dari gue, ya gue anggep aja dia ade gue. Dia cantik banget dan baik banget.
DIMAS. Dia ganteng banget. Perhatian ke semua orang. Sempet jadi ketua osis di sekolah. Sumpah, gantengnya ngga nahan J
RENO. Dia juga ganteng, kayak Dimas. Baik banget sama orang. Dan pinter banget.Semua temen-temen gue termasuk unik. Soalnya mereka punya karateristik yang unik dan jarang dimiliki orang-orang.
Saatnya liburan. Tapi liburan kami ga cuman sekedar liburan. Selain liburan, kami juga punya tugas yang haru diselesaikan sebelum masuk sekolah. Tugas kami membuat film tentang “Rumah Tua”. Kami pun harus membuat jadwal untuk syuting filmnya. Dan pertama, kami harus hunting rumah tua dulu yang terletak di Jakarta. Setelah kami menemukan rumahnya, baru kami bisa syuting.
Hari pertama liburan, kami berkeliling Jakarta untuk hunting rumah tua. Kami bertanya-tanya kepada warga-warga Jakarta apakan mereka pernah menemukan rumah tua didaerahnya. Setelah kami berputar-putar, akhirnya kami mendapatkan rumah tua itu di daerah Tangerang. Kami diberitahu oleh salah satu warga yang tinggal di daerah Tangerang itu.
Lalu kami masuk kedalam rumah tua itu, dan kami memulai ekspedisi kami. Saat kami masuk, pintu rumah masih dalam keadaan terbuka. Beberapa saat kemudian, pintu itu tertutup sendiri. Gue mencoba membuka pintu itu.
“Demi apa lo del?” kata Dimas
“Sumpah deh gue!“ jawab gue
“Yaah.. mau ngga mau kita terpaksa harus tinggal disini untuk beberapa hari sampe pintunya bisa kebuka lagi..” jawab Dea
Kami terjebak didalam rumah tua dan besar itu. Gue merasa aneh dengan rumah tua itu. Rumahnya memang sangat tua sekali. Tetapi mengapa rumahnya tidak kotor ya? Sangan aneh. Akhirnya kami memulai syuting. Hari sudah mulai larut. Kami memutuskan untuk melanjutkan syuting lagi esok hari. Kami bingung mau tidur dimana. Kami mencari sebuah ruangan yang bisa untuk tidur. Lalu kami menemukan sebuah kamar yang bersih dan masih ada kasur dan sofanya. Lalu kami masuk kedalam kamar itu dan tidur disana. Gue, Dea dan Tamara tidur di kasur, sedangkan Dimas dan Reno tidur di sofa.
Keesokan harinya, kami memulai syuting lagi. Kami tidak berhenti syuting dari pagi sampai malam. Tetapi kami sempat berhenti karena ada kesalahan teknis pada kameranya. Hari semakin sore dan larut. Kami pun beristirahat di kamar. Setelah itu kami ketiduran. Tengah malam, gue ngga sengaja kebangun. Dan gue ngeliat Dea ngga ada disebelah gue. Gue mikir, mungkin Dea lagi ke toilet atau ngga dia lagi ngambil minum. Tetapi aneh. Sudah 1 jam Dea ngga balik ke kamar. Dengan panik, gue bangunin Tamara, Reno dan Dimas.
“Dea ngga ada !“ gue teriak sambil panic
“Bukannya tadi ada?” balas Dimas
“Tadi emang ada sih. Tapi ga tau dia kemana lagi” jawab gue
“Ya udah, daripada panic semuanya, mendingan kita cari Dea mencar aja” perintah Tamara
Lalu Dea sadar dan dia kaget ngeliat semuanya pada nangis di sebelah badan gue yang penuh dengan darah.
“Ditusuk…” jawab Tamara
“Ditusuk? Sama siapa?” tanya Dea penasaran
“Sama lo !” jawab Dimas
“Sumpah gue ngga sengaja nusuk dia ! Tadi gue ngerasa ada yang ngontrol diri gue !” Dea menjawab sambil menangis
“Ya udahlah. Relain aja Della pergi”jawab Reno
“Tapi gue ngga rela kakak gue mati sekarang !!” balas Dea
“Lo yang sabar aja ya Dea.. Kita semua juga kehilangan Della, ngga hanya lo doing. Yang penting, kita banyak berdoa aja, semoga Della tenang disana..” balas Tamara