19.3.09

i miss my ring :(

cincin gue ilang !
ga tau dia pergi kmana.
gue udah nyari dari kmaren tetep aja ga ktemu.
sebeeeeeeeeel.
huhu sediiiiih banget :((

mau nyari lagi deh sekarang.
wish me luck ! :((

17.3.09

UNTITLED

Pada suatu hari, hiduplah sepasang kakak beradik yang sangat akur. Kakak beradik itu adalah Adel dan Dea. Mereka hanya tinggal dirumah yang besar tanpa orangtua. Orangtua mereka sedang pergi ke luar negri untuk menyelesaikan tugas mereka dan untuk waktu yang sangat lama. Dirumah, mereka hanya tinggal berdua saja. Sebab saudara-saudara mereka sudah mempunyai kehidupan masing-masing, jadinya mereka sangat jarang ditengok oleh saudara-saudaranya.

ADEL. Perempuan berparas manis ini mempunyai nama lengkap Adellya von Buuren. Perempuan berdarah Jerman ini mempunya wajah yang cantik dan ceria. Disekolahnya, Adel selalu banyak yang menemani, dikarenakan sifatnya yang ramah dan rendah hati.

DEA. Perempuan cantik ini merupakan adik kandung dari Adellya von Buuren. Perempuan ini sangat baik hati. Hampir seluruh orang disekolahnya, menyukai Dea, karena sifatnya yang sangat baik hati itu.

Ayah mereka berasal dari Bavaria, Jerman, dan Ibu mereka berasal dari Indonesia. Rumah mereka terletak di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ayah mereka merupakan pengusaha yang terkenal di seluruh Jerman. Ayah mereka membuat proyek hotel di Indonesia. Dan proyek itu terletak di Senayan, tepatnya Hotel Mulia. Rumah mereka juga termasuk sangat mewah.

Mereka bersekolah di Jakarta International School. Adel merupakan murid High school 10th dan Dea merupakan murid Junior High School 9th. Mereka lahir di tanah kelahiran ayah mereka, yaitu di Jerman, tepatnya Bavaria. Kalau dirumah, mereka sangat akur. Mereka saling membantu satu sama lain. Mereka tidak pernah bertengkar. Jika mereka sudah bertengkar, sangat susah untuk akur kembali. Tetapi walaupun begitu, masih banyak yang sayang dan cinta kepada mereka.

Pada suatu saat, orangtua mereka pulang ke Indonesia untuk berlibur. Untung saja, orangtua mereka bisa lama di Indonesia, jadinya mereka tidak kesepian. Suatu hari, ayah mereka menggelar acara keluarga yang sangat besar. Acara keluarga itu diselenggarakan di Bali. Seluruh sanak saudara mereka datang ke acara keluarga itu. Adel dan Dea sangat bahagia karena mereka bisa bertemu lagi dengan semua saudara-saudaranya. Tetapi walaupun semua saudara mereka sudah banyak yang berkeluarga, mereka tetap bahagia dan bisa bercengkrama.

Acaranya sangat meriah. Adel dan Dea sangat gembira. Tetapi dibalik kegembiraan Adel, terselip sebuah penyakit yang membuatnya sering pingsan. Seluruh sana saudaranya tidak tahu tentang penyakit ini, termasuk Dea sekalipun. Adel belum siap untuk bercerita yang sebenarnya kepada Dea. Adel takut, Dea akan terkejut soal penyakit Adel. Maka dari itu, Adel tidak mau bercerita pada Dea tentang penyakit ini. Adel mengidap penyakit Kanker Otak stadium 4. Itu artinya, penyakit kanker otak yang di idap oleh Adel sudah sangatlah parah. Begitu pula dengan angka harapan hidup Adel. Dokter memperkirakan, umur Adel hanya tinggal 4 bulan lagi. Artinya, Adel hanya bisa bertemu dengan Dea, sang adik tercintanya, beserta seluruh sanak saudaranya, hanya dalam 4 bulan saja.

Adel merasa sangat sedih. Dia takut untuk meninggalkan semua orang yang dia cintai. Dan dia sangat takut untuk meninggalkan sang adik tercintanya, Dea. Tetapi Adel agak sedikit merasa lega. Karena seluruh saudaranya tidak ada yang tahu soal penyakit ini. Adel juga tidak mengerti dan tidak menyakngka, mengapa Adel mendapatkan cobaan yang seberat ini. Dan Adel juga sangat tidak menyangka, kalau dia akan meninggalkan sang adik tercintanya, Dea.

Hampir setiap hari, Adel selalu merenung dikamarnya, SENDIRIAN. Dan hampir setiap haripun, Dea selalu mendapati Adel sedang menangis di depan jendela kamar mereka. Dea ingin menghampiri Adel, lalu menhiburnya, tetapi Dea tidak berani untuk melakukannya. Dea juga merasa sedih jika Dea melihat Adel yerus-terusan menangis.

Dua bulan telah berlalu. Umur Adel hanya tinggal 2 bulan lagi. Saatnya Adel harus menginap di Rumah Sakit untuk perawatan lebih lanjut. Di Rumah Sakit, Adel ditemani oleh sang adik tercintanya, Dea. Betapa senangnya hati Adel. Sepanjang hari mereka terus bercanda ria. Dea tidak menyadari semua apa yang dialami Adel. Tiba-tiba wajah Dea mendadak menjadi murung, sedih dan bertanya-tanya, mengapa Adel bisa masuk ke rumah sakit. Ini adalah saat dimana Adel harus memberitahukan sebuah rahasia besar yang telah Adel sembunyikan dari Dea.

Hati Adel sangat terpukul dan benar-benar sedih. Mulut Adel tidak bisa berkata apa-apa. Dan pikiran Adel sudah bercampur adeuk menjadi satu. Dan sudah tidak tahu menjadi apa pikiran Adel sekarang. Wajah Dea terlihat sangat bingung. Dea ingin bertanya sesuatu pada Adel, namun Dea takut dan tidak berani untuk mengatakannya. Dea memutuskan untuk diam saja. Akhirnya, wajah Adel sudah terlihat lebih cerah. Dea berusaha untuk melanturkan pertanyaan yang ia simpan didalam hatinya. Ia mulai bertanya. Ketika Adel mendengar sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Dea, Adel mulai meneteskan air matanya. Dan Dea bertanya lagi mengapa Adel menangis.

Adel tidak bisa mengeluarkan 1 kata pun dari mulutnya. Adel hanya terdiam. Beberapa menit kemudian, dea berpamitan pulang kepada Adel. Dea berjanji, besok pagi, dia akan kembali lagi kerumah sakit untuk menemani kakak tercinyanya.

Ini adalah kesempatan Adel utnuk menceritakan semua yang dialaminya diatas sebuah kertas putih. Kelak, kertas ini akan diberikan kepada sang adik tercintanya, Dea. Isi surat yang akan ditulis Adel adalah permohonan maaf Adel selama ini. Setela permohonan maaf, Adel akan menjelaskan mengapa ia tidak bisa menjawab pertanyaan Dea. Dan Adel akan menumpahkan seluruh isi hatinya dan seluruh rahasi terbesarnya.

Tak terasa, waktu begitu cepat untuk berlalu.tetapi Adel berusaha untuk tidak sedih. Adel berusaha untuk tegar. Adel ingin Dea bisa bahagia walaupun Adel telah tiada.

Keesokan harinya,wajah Dea terlihat sangat gembira. Sepertinya, dia sedang mengalami sebuah kejadian yang sangat menyenangkan. Akhirnya, Dea bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit, untuk menceritakan kejadian yang baru dia alami kepada Adel. Sesampainya dirumah sakit, ia langsung pergi ke kamar Adel untuk bercerita. Dea berjalan dengan wajah yang terlihat sangat senang. Dea juga sudah sangat tidak sabar untuk menceritakan semua ini.

Keadaan dikamar Adel sangat sepi dan sunyi. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Memang iya. Dea sudah terlambat. Adel sudah pergi. Dan Adel tidak akan bisa kembali lagi untuk menemani Dea. Saat Dea masuk ke kamar Adel, terlihat seorang dokter bersama dengan seorang suster sedang membereskan semua peralatannya. Tanpa komando, Dea langsung masuk ke kamar Adel dengan wajah yang bingung.

Dea bertanya pada dokter yang berada diruangan itu. Dan dengan sangat berta hati, Dokter itu mengatakan kalau Adel sudah tidak ada.mendengar kabar mengejutka tersebut, Dea langsung pingsan dikamar itu. Tanpa Dea sadari, Adel menemaninya disana. Walaupun Dea tidak bisa merasakannya. Beberapa menit kemudian, Dea sadar dan melihat seorang yang ia kenal di depan matanya. Ya dia melihat sang kakak tercintanya sedang tersenyum dihadapan Dea. Betapa senangnya Dea.

Akhirnya Dea bisa merelakan Adel pergi. Sehingga, Adel bisa tenang dialam sana.

by : Della Rahmawati